Wednesday, May 16, 2018

Pejuang Visa


  • Tentang mereka para Tenaga Kerja yang jauh-jauh dikirim dari Indonesia sampai kebelahan dunia yang tak mereka tahu. Yang mereka tahu hanyalah menyambung hidup dan memperbaiki tarap hidup agar jadi lebih baik. Meski sebenarnya mereka tak benar-benar paham resiko yang akan mereka hadapi di negeri orang.
Mungkin banyak diantara mereka bisa dikatakan mengecap yang namanya "sukses" diluar sana. Tapi tak sedikit pula yang mengalami perlakuan buruk dan tak jarang pula yang pulang tinggal nama. Ada yang pergi dengan harapan dan pulang dengan kebanggaan. Ada juga yang berangkat bermodalkan tekad dan  pulang bermodalkan nekad. Ironis ditengah janji mereka akan diindungi. Namun semua berpulang pada diri mereka sendiri.

****

•Saya ingin menceritakan sebuah kisah seorang Tenaga Kerja Wanita  berinisial As yang hampir tak bisa pulang karena konflik dinegara tempat dia bekerja.
3 tahun ia mengais rezeki dinegeri orang. Dan yang mengejutkan bagi kami orang-orang terdekatnya adalah ketika kami mendengar kabar ia tak bisa pulang dan tak akan bisa pulang, sebab pemerintah tak sanggup melakukan diplomasi dengan pihak negara dimana As bekerja.

"Tak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa,tafakur dan membaca surah yassin setiap malam agar istri saya dimudahkan.." tukas Ip suami As. Dengan mata sembab menyiratkan ketakutan yang tertahan.

Berhari-hari kami sekeluarga mengadakan doa bersama. Tak lupa kami mencari kabar terkini tentang perang yang berkecamuk diSuriah. Entah itu dari media televisi,koran,majalah atau bahkan mencari kabar pada Penyalur Tenaga Kerja

Kami yakin dengan ijin Tuhan segalanya pasti mungkin terjadi. Yang hilang akan ditemukan dan yang pergi akan kembali.

Satu bulan lebih kami membaca Al-Quran bersama memohon -memanjatkan doa pada Tuhan agar As bisa kembali.

-Kemudian Tuhan menunjukan kuasanya dan kasih sayangnya. As menelpon setelah hapir 4 bulan tak ada kabar..dia menelpon kembali, memberi kabar bahwa ia bisa pulang ketanah air melalui bandara internasional Ataturk diprovinsi Istanbul-Turki.
Entah bagaimana kejadiannya sampai ia bisa diungsikan ke Turki. Namun kami sedikit bernafas lega. Ia mengabari pada kami bahwa ia bisa pulang satu minggu lagi. Semua berkat kebaikan Kedubes Indonesia diTurki dan Pemerintah Turki. Tak lupa semua ini berkat kekuatan doa.

Akhirnya, segala caci-maki dan sikap sinis kami pada pemerintah salah besar.Mereka bagaikan The Dark Knight yang berjuang membantu rakyat Indonesia yang terjebak dinegeri orang secara terselubung.
Jika As hanya seorang diri memutuskan untuk pulang, kami tak yakin As akan mampu menemukan akses jalan pulang yang tepat. Atau mungkin As akan tersesat dilaut, mati dimakan macan, atau..ahh..itu hanya bayangan-bayangan ngeri yang selalu menyelimuti pikiran kami.

Setelah As pulang, ia tak lagi bercita-cita terlalu jauh. Ia bersama suaminya memutuskan untuk bekerja dinegeri sendiri meski makan hanya berlaukan teri.

-Masih banyak As yang lain diluar sana yang tak bisa kembali karena mengalami masalah dinegeri tempat mereka bekerja. Dan yang saya yakini, pemerintah tak berdiam diri.

No comments:

Post a Comment